Hal yang menyakitkan dari
hadirnya prasangka ini, betapa mudahnya merenggut nurani, sedetik saja
prosesnya, dan yang terinfeksi akan segera menutup mata pada ratusan
kebaikan insan yang disangkai. Pada tahap yang kritis, prasangka akan
merenggut kasih sayang terhadap orang-orang beriman, sehingga
mengantarkannya untuk turut membenci keshalihan.
Maka dari itu, kita senantiasa diajarkan doa ini, “Ya Tuhan kami,
beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih
dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati
kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hasyr: 10)
Hati yang bersih dari prasangka akan tampak
sederhana, sesederhana dirinya menjaga keikhlasannya, dan tidak semua
insan bisa melakukannya.
Begini sederhananya; “dengan memangkas prasangka, jadilah insan yang
lembut hatinya. Memangkas dusta, jadilah insan lembut lisannya.
Memangkas dosa, jadilah insan yang lembut akhlaqnya.”
Ternyata membenamkan ria-riak prasangka rupanya menjadi sebuah "Kunci sederhana untuk menjemput pintu surga."
Ternyata membenamkan ria-riak prasangka rupanya menjadi sebuah "Kunci sederhana untuk menjemput pintu surga."
Berbaik sangka pada Allah itu menenteramkan.
Berbaik sangka kepada sesama itu meringankan.
Berbaik sangka yang membuat hidup selalu tercukupkan.
Berbaik sangka yang membuat kisah perjuangan menjadi kebahagiaan.
Berbaik sangka yang membuat hidup selalu tercukupkan.
Berbaik sangka yang membuat kisah perjuangan menjadi kebahagiaan.
Amiin.. menambah iman setelah membacanya
ReplyDelete