Saturday, November 29, 2014

Ibadah Yang Benar

Sesungguhnya ibadah yang disyariatkan Allah dibangun diatas dasar-dasar dan asas-asas yang kuat dan kokoh, ringkasnya sebagai berikut:

1. Ibadah itu adalah taufiqiyah 
Artinya ibadah merupakan bentuk bimbingan Allah yang ditentukan-Nya. Jadi tidak ada ruang bagi akal manusia untuk bertanya apa dan mengapa (red.), bahkan yang berhak membuatnya hanyalah Allah saja, sebagaimana firman-Nya: “Artinya : Maka beristiqomahlah engkau , sebagaimana yang diperintahkan kepadamu dan orang yang bertobat bersamamu dan janganlah engkau melampaui batas.” [Hu d :112]
“Artinya : Dan Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan agama ini, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui” [Al Jatsiyah : 18].  Dan Allah berfirman tentang Nabi-nya :  ”Artinya : Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku” [Al–Ahqaf : 9]

2. Ibadah itu harus ikhlas
yaitu bersih dari noda-noda syirik, sebagaimana firman-Nya.
“Artinya : Maka barangsiapa yang mengharapkan untuk bertemu dengan Rabb-nya, maka hendaklah dia beramal dengan amalan yang shalih dan tidak menyekutukan (melakukan syirik) dengan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya” [Al-Kahfi : 110].  
Bila ibadah telah dimasuki oleh syirik walaupun sedikit saja, maka ia (syirik) akan menggugurkan (membatalkan) amalan itu sebagaimana firman-Nya  “Artinya : Dan janganlah mereka menyekutukan Allah , sungguh akan hapuslah dari mereka apa yang mereka amalkan” [Al-An’am : 88], “Artinya : Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan juga kepada orang-orang sebelum kalian;” Jika engkau menyekutukan Allah (berbuat syirik) pasti hilanglah (hapuslah) amalanmu dan engkau menjadi orang-orang yang merugi.” Karena itu maka hendaklah Allah saja yang engkau sembah dan hendaknya engkau termasuk orang-orang yang bersyukur” [Az-Zumar : 65-66]

3. Yang menjadi contoh dan panutan dalam ibadah itu haruslah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam
Sebagaimana firman Allah : “Artinya : Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasuulullah shalallahu alaihi wa sallam itu suri tauladan yang baik.” [Al Ahzab : 21].  “Artinya : Dan apa yang dibawa oleh Rasul bagi kalian, maka ambillah ia dan apa yang dilarang olehnya kepada kalian , maka tinggalkanlah “[Al Hasyr : 7]

Dan Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda .  “Artinya : Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada contohnya (dari) urusan kami, maka ia tertolak” [Hadits Riwayat Muslim],  “Artinya : Barangsiapa yang membuat perkara yang baru dalam urusan kami ini (Islam) yang tidak (ada) asal darinya, maka ia tertolak [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim].  Beberapa contoh antara lain dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasalaam : Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]. “Ambillah oleh kalian cara manasik haji dariku” [Hadits Riwayat Muslim]

4. Ibadah itu dibatasi dengan waktu-waktu , ukuran-ukuran dan tidak boleh melampauinya , seperti shalat .
Allah berfirman :  “Artinya : Sesungguhnya shalat itu adalah suatu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” [An- Nisa :103].  “Artinya : (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi” [Al-Baqarah :197],  Seperti puasa :  “Artinya : (Beberapa hari yang ditentulkan itu ialah ) Bulan Ramadhan , bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara hak dan batil). Karena itu , barang siapa diantara kalian hadir (dinegeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa di bulan itu” [Al-Baqarah :185]

5. Ibadah itu harus didasari oleh rasa mahabbah (cinta) , merendah, takut dan berharap kepada Allah
Sebagaimana firman-Nya :  “Artinya : Orang-orang yang mereka seru itu , mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka, siapa yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut kepada azab-Nya.” [Al Isra ‘: 57].  Dan Allah berfirman tentang keadaan para Nabi-Nya :  “Artinya : Sesungguhnya mereka (para Nabi) sangat bersegera menuju kebaikan dan mereka menyeru kami dalam keadaan senang dan takut dan merekalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami” [Ali Imran : 90].  “Artinya : Katakanlah (wahai Muhammad):”Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku. Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah adalah Maha Pengampun dan Penyayang.”Katakanlah (wahai Muhammad) :”taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad shalallahu alaihi wa sallam) , maka jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir.” [Ali-Imran :31-32]

Disini Allah menyebutkan tanda-tanda kecintaan kepada Allah dan buah-buahnya . Termasuk tanda-tandanya adalah mengikuti Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Dan mengikuti beliau berarti taat kerpada Allah.  Adapun hasil taat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah ; ia mendapatkan kecintaan , pengampunan dosa dan rahmat dari Allah.

6. Sesungguhnya ibadah itu tidak akan berhenti (selesai) bagi seorang mukallaf semenjak baligh dan berakal sampai akhirnya dia wafat
Sebagimana firmanNya  “Artinya : Dan janganlah kalian semua mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim” [Ali-Imran :102].  “Artinya : Dan beribadahlah engkau kepada Rabbmu sampai engkau mati” [Al Hijr : 99]


Cahaya Menuju Surga
wedhakencana.blogspot.com


Sumber:
(dengan sedikit penyederhanaan bahasa) dari sumber lain yang bersumber pada kitab, Haqiqatuth Tashawwuf wa Mauqifush Shufiyyah min Ushulil Ibadah wad Diin, Edisi Indonesia : Hakikat Tasawwuf, Penulis : Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan, Alih Bahasa, Muhammad ‘Ali Ismah.)

Kemerdekaan Menurut Islam

Salah satu hak setiap bangsa, golongan, masyarakat atau pribadi yaitu hak mendapatkan kemerdekaan lahir batin. Lalu, ba...