Gema takbir dan tahmid berkumandang disemesta alam raya, memuji
kebesaran dan keagungan Sang Maha Pencipta kita umat Islam melepaskan
bulan Ramadan dan dengan takbir dan tahmid pula kita menyambut 1 Syawal
1435 H. Mudah-mudahan pelepasan bulan Ramadan dan penyambutan bulan
Syawal terpenuhi makna dan arti kedua peristiwa yang terjadi dalam
suasana yg fitri karena kita telah merengkuh kemenangan melawan hawa
nafsu.
Selama bulan Ramadhan, jiwa, ruh, dan hati kita
benar-benar telah terasah dengan amal-amal kebajikan, sehingga hati
yang merupakan wadah ketakwaan semakin terbuka lebar dan luas guna lebih
mengembangkan dan meningkatkan kualitas takwa yang sudah diperoleh
selama beribadah di bulan Ramadan, Sebagaimana Firman Allah
SWT: "Mereka itulah orang-orang yang telah
diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa" (QS. Al-Hujurat 3).
Tujuan dari puasa adalah untuk menjadikan orang-orang yang melakukannya
menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah. Sebagaimana Firman Allah
SWT: “Wahai orang-orang yang beriman,
telah diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu, agar kamu sekalian dapat bertaqwa”. (QS: Al-Baqarah 183)
Idul
fitri adalah hari kemenangan besar yang mengembalikan kita pada
fitrahnya (kesuciannya) dimana jiwa kembali bersih karena dibasuh dengan
ibadah, fitrah dan saling memaafkan serta rezeki yang kita miliki telah
dicuci pula dengan zakat.
Kembali kepada kesucian artinya
dengan merayakan Idul Fitri ini kita mendeklarasikan kesucian kita dari
berbagai dosa sebagai buah dari ibadah sepanjang bulan Ramadan. Pada
Idul Fitri inilah, kita yang taat pada takdir Allah meyakini tibanya
kembali fitrah diri yang kerap diimajinasikan dengan ungkapan seperti
terlahir kembali.
Dan, bila kita bersedia menerima fitrah yang ada di
hari besar ini serta menerjemahkan dengan pikiran dan bahasa sederhana,
Idul Fitri merupakan momentum bagikita untuk langkah awal menuju
kehidupan lebih baik.
Kembali kepada fitrah berarti
kembali kepada jati diri sebagai hamba Allah yang muslim, hamba Allah
yang memakmurkan kehidupan, hamba Allah yang tidak egois dan tidak
arogan. Jadi, jika kita selama sebulan berpuasa, shalat tarawih, baca
Al-Quran, shalat di masjid. Namun, setelah selesai bulan puasa kita
tidak shalat, memusuhi masjid, memusuhi Al-Quran. Ya.... kita justru
melenceng dari fitrah diri, puasa kita tidak berarti bagi diri.
Sebaliknya jika selama bulan Ramadhan kita sudah saleh secara pribadi,
saleh secara sosial, memakmurkan masjid, bersilaturahim dengan banyak
orang, maka kita berada dalam kondisi yang sesuai dengan fitrah. Jika
kita ber-Idul Fitri, maka kita akan kembali kepada fitrah diri dengan
menguatkan komitmen-komitmen itu sehingga setelah bulan Ramadhan pun
akan semakin cinta dengan masjid, cinta dengan Al-Quran, akan tetap
bersilaturahim. Hal inilah yang akan menjadikan Islam sebagai sumber
keselamatan bagi kehidupan.
Di hari Idul Fitri, jiwa kita
akan merasa tenang dan tenteram karena dosa-dosa kita kepada Allah telah
diampuni, berkat puasa Ramadhan yang telah kita lakukan kareana
dorongan iman dan mengharapkan pahala dari Allah sebagaimana sabda Nabi
Muhammad : “Barangsiapa yang berpuasa Ramadlan karena iman dan
mengharapkan pahala, niscaya diampunkan baginya apa yang telah lalu dari
dosanya”.
Sesudah shalat Idul Fitri nanti kita akan
meminta maaf kepada keluarga, kaum kerabat dan famili, teman, tetangga
dan kenalan kita dari kejahatan, kesalahan serta perbuatan dzalim yang
pernah kita lakukan terhadap mereka, agar jiwa kita benar-benar terbebas
dari dosa kepada Allah dan kesalahan kepada sesama manusia. Dan dengan
demikian kita akan dapat merasakan kebahagiaan yang sejati. Allah, telah berfirman: “Mereka itu akan ditimpa
kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka itu menyambung
tali hubungan baik dengan Allah dan tali hubungan baik dengan sesama
manusia”. (QS: Al-Imran 112)
Dengan menyambung tali hubungan baik dengan
sesama manusia yang ditandai dengan masing-masing pribadi berani
mengakui kesalahan dirinya dan berani meminta maaf kepada orang yang
lebih muda usianya dan lebih rendah pangkat dan derajatnya, kehidupan
masyarakat nampak rukun dan damai. Persatuan dan kesatuan masyarakat
yang tulus dapat kita saksikan dengan jelas. Sedang persatuan dan
kesatuan yang tulus dan murni dari sesuatu bangsa itu adalah merupakan
salah satu kunci dari keberhasilan dalam mencapai pembangunan lahir dan
batin.
Saudaraku, memang kita tak pernah bersua apalagi
saling bertatap muka, namun itu bukan berarti kita jauh karena sesuatu
yang lebih berarti bahwa kita terikat oleh jalinan persaudaraan yg
sangat erat, yaitu ikatan ukhuwah islamiyah atas dasar iman dan akidah
yg sama.
Saya menyadari selama ini tak luput dalam salah
dan khilaf dalam catatan dan tulisan yg saya sharing dengan saudaraku
semua, banyak kata yg mengukir lara, banyak makna yg tak terungkap,
banyak tanggapan yg menyakitkan, banyak kesalahan dalam penyusunan kata
maka dihari yg fitri ini izinkan saya Keluarga Besar Wedha Kencana menghaturkan Taqabballahu minna wa
minkum. Taqabballahu Yaa Kariim. Shiyamanaa wa shiyamakum. Mohon maaf
maaf lahir & bathin. Minal 'aidin wal faizin. Selamat Hari Raya Idul
Fitri 1 Syawal 1435 H.
Cahaya Menuju Surga
By: Wedha Kencana
Sumber: Oleh Nata Heriadi (scbi)
بِسْــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم Tujuan Manusia Hidup Adalah Kembali Ke Jalan Allah SWT. Maka kerjakanlah sholat,ibadah,zikir,sedekah,amal,zakat,puasa dan kebaikan menurut firman2 Allah yg terkandung di dalam kitab suci Al,Quran, hadits2, riwayat2 tuntunan nabi-nabi dan rasullulloh. Laksanakan dalam kehidupan sehari-hari dengan hati sabar,tawakal dan istiqomah. Terima kasih kepada semua pihak dan sumber yang terkait dgn artikel/gambar ini "Jazakallahu khairan" Oleh: Wedha Kencana
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kemerdekaan Menurut Islam
Salah satu hak setiap bangsa, golongan, masyarakat atau pribadi yaitu hak mendapatkan kemerdekaan lahir batin. Lalu, ba...
-
"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memeli...
-
Tujuan suatu pernikahan adalah untuk menciptakan kecenderungan (ketenangan), kasih sayang, dan cinta. Sebab seorang istri akan menjadi peny...
No comments:
Post a Comment