Saturday, May 20, 2017

Marilah Menjaga Persatuan dan Kerukunan

Perilaku Terpuji (Persatuan dan Kerukunan) - Sesungguhnya dalam hidup dan kehidupan ini manusia tidak terlepas dari faktor kerukunan dan persatuan dalam mencapai kehidupan yang aman dan bahagia, lahir maupun batin, di dunia maupun diakhirat nantinya.











Pengertian Persatuan dan Kerukunan

Persatuan dalam ajaran islam secara umum disebut ikhwan yaitu persaudaraan, secara khusus  disebut ukhuwah Islamiyah yaitu persaudaraan dalam Islam (saudara sesama manusia dan saudara seagama)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerukunan artinya perihal hidup rukun, rasa rukun, kesepakatan. Sedangkan arti rukun itu sendiri adalah baik dan damai, bersatu atau sepakat.
Kerukunan atau perdamainan, termasuk ajaran islam yang harus diwujudkan dalam kehidupan berumah tangga, bertetangga, dan bermasyarakat, berbangsa, bernegara serta pergaulan antar umat beragama.

Maksud Persatuan dan Kerukunan

Dalam istilah agama, kata setia kawan dikenal dengan istilah ukhuwah. Ukhuwah mempunyai makna solidaritas dalam kebaikan dan sikap toleransi dalam segala perbedaan, seperti mazhab atau pendapat. Perbedaan itu seperti perbedaan watak, keinginan, pendapat atau kebiasaan. Perbedaan itu harus kita syukuri karena pada hakikatnya perbedaan itu menjadi laknat atau bencana apabila kita mempermasalahkannya terus menerus sehingga menjadi pertentangan, percekcokan, perselisihan dan permusuhan

Salah satu cara untuk menjaga persatuan dan kesatuan adalah kebersamaan. 
Rasa kebersamaan itu akan melahirkan: 
- Peribadi yang peka terhadap lingkungan sekitarnya, peduli kepada yang lemah, baik akidah maupun ekonomi.
- Sikap seimbang yang akan mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
- Sikap gotong - royong dan kekompakan dalam menghadapi berbagai persoalan.
- Pribadi-pribadi yang lebih mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan

Hal itu menunjukan bahwa islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bersatu dan tidak bercerai berai seperti firman Allah dalam Al-Qur'an Surah Al-Imran ayat 103

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
Artinya: "Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali(agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai..." (Q.S. Al-Imran: 103)

Tujuan Persatuan dan Kerukunan

Adapun tujuan dari pada terjalinnya ukhuwah islamiyah adalah di antaranya seperti berikut:
- Sikap saling tolong menolong didasari ketakwaan kepada Allah swt.
- Mewujudkan saling mendo'akan dan saling menjaga.
- Membantu mewujudkan pengganti generasi penerus.
- Menwujudkan ikatan antara masyarakat dan menjadikan tegak dan kokohnya persatuan.

Contoh Perilaku Persatuan dan Kerukunan

Perilaku kerukunan itu terdapat dalam kehidupan intern umat islam, dengan umat beragama islam, dan dengan pemerintah. 

Kerukunan Intern Umat Islam

Saat ini dalam agama islam berkembang sebagai macam paham dan aliran. Walaupun demikian antara muslim yang satu dengan yang lain tetap merupakan saudara. Munculnya aliran yang berbeda-beda tersebut akibat dari perbedaan penafsiran karena penguasaan ilmu yang mendukung penafsiran itu tidak sama. Rasulullah saw menggambarkan persaudaraan umat islam tersebut dalam hadis berikut:
Perumpamaan orang islam di dalam sayang - menyayangi dan kasih - mengasihi adalah bagaikan satu tubuh yang apabila ada salah satu anggota yang sakit, anggota tubuh yang lain akan ikut merasakannya, yaitu tidak bisa tidur dan merasa demam (H.R. Muslim)

Salah satu wujud kerukunan adalah adanya kemauan untuk saling membantu dan saling menolong. Hal itu disabdakan Rasulullah dalam hadis berikut, yang artinya:
Muslim yang satu adalah bersaudara dengan muslim yang lain. Oleh karena itu tidak boleh menganiaya dan membiarkannya. Barang siapa yang memerhatikan kepentingannya saudaranya, Allah akan memerhatikan kepentingannyya. Barang siapa yang melapangkan satu dari beberapa kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa yang menyembunyikan rahasia seorang muslim, Allah akan menyembunyikan rahasianya nanti pada hari kiamat (H.R. Muttafaq'alaih)

Kerukunan Umat Islam Dengan Umat Beragama Lain

Islam merupakan agama yang mempunyai toleransi tinggi terhadap golongan yang beragama lain. Dakwah islam tidak boleh dilaksanakan dengan cara kekerasan dan paksaan, tetapi harus dengan cara yang damai dan bijaksana. Hal itu terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 256
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ 
عَلِيمٌ
Artinya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada tagut, dan beriman kepada Allah, sesungguhnya ia telah berpegang pada buhl tali yang amat kuat yang tidak akan putus, dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Q.S. Al-Baqarah: 256)

Dalam hal bekerja sama dengan orang yang beragama lain, islam membatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan seperti di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik.
Kerukunan Umat Islam dengan Pemerintah

Menurut tafsir ulil amri adalah orang-orang yang memegang kekuasaan di antara umat manusia yaitu pemerintah, penguasa, dan pemimpin lainnya. Kita wajib mentaatinya selama peraturannya itu tidak bertentangan dengan prinsip syariat islam, apabila bertentangan kita tidak wajib mentaatinya. Peraturan seperti itu harus ditolak dan pemerintah harus iingatkan. 
Hal itu terdapat dalam Q.S. An-Nisa' Ayat 59.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن
تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ
ٱلْءَاخِرِ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

Membiasakan Sikap dan Perilaku Persatuan dan Kerukunan

Perilaku yang dapat dibiasakan bila kita ingin menjaga persatuan dan kesatuan serta menjalin kehidupan bermasyarakat yang harmonis antara lain sebagai berikut:
Selalu Bertutur kata yang santun dan menghindari perkataan yang menyakitkan orang lain.
Mampu menahan diri terhadap hasutan dan usaha untuk mengadu domba dan bermusuhan.
Sering tersenyum, karena hal tersebut termasuk sedekah dan dapat melembutkan hati seseorang.
Bersikap ikhlas apabila membantu orang yang membutuhkan.
Tidak suka membuka aib orang lain dan selalu berusaha mendamaikan persengketaan.
Tidak suka berburuk sangka atau menuduh orang lain karena akan menimbulkan rasa sakit. Maka maafkanlah dan doakan agar mereka menyadari kesalahannya.
Tidak membedakan-bedakan pergaulan atas dasar status sosial atau kekayaan. 
Bergaul dengan orang-orang yang saleh dan bertakwa serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas.

Hikmah Menjaga Persatuan dan Kerukunan

Bila persatuan dan kerukunan itu terjaga dengan baik dan sesuai dengan ajaran islam dan tuntunan Rasulullah saw, maka akan didapat keutamaan-keutamaan seperti berikut:
- Imannya sempurna.
- Kecintaan Allah swt.
- Perlindungan Allah swt, pada hari kiamat.
- Tempat tinggi di akhirat (di surga).
- Tiang kokoh untuk menegakkan sifat saling tolong menolong didasari iman dan takwa.
- Pahala dari perbuatan.
- Selamat dari ancaman Allah swt.

Semoga kita selalu mendasari perilaku sopan dan santun terhadap sesama manusia, sesama agama lain, sesama berbeda budaya.


Kemerdekaan Menurut Islam

Salah satu hak setiap bangsa, golongan, masyarakat atau pribadi yaitu hak mendapatkan kemerdekaan lahir batin. Lalu, ba...