Dalam firman Allah Swt:
“Sesungguhnya bukan penglihatan ini yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada.” (Q.S al Hajj: 46)
Sudahkah kita bersyukur? Menggunakan mata, telinga, dan akal untuk
mengambil pelajaran? Merenungkan dan mengambil pelajaran dari
ayat-ayat-Nya? Dengan karunia alat indra dan akal dari Allah, adakah
kita semakin mendekatkan diri kepada Allah? Atau malah mata, telinga,
mulut juga akal kita gunakan untuk bermaksiat? Kita gunakan nikmat Allah
dengan menuruti hawa nafsu, mata yang mengumbar pandangan, mulut yang
berdusta, telinga yang mendengar hiburan yang melenakan, hati yang lalai
mengingat-Nya, dan akal yang tak mau mengambil pelajaran, mengabaikan
ayat-ayat-Nya… Padahal mata, telinga, dan hati kita sungguh akan diminta
pertanggungjawabannya…
Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal
dahulu aku dapat melihat?” Allah berfirman, Demikianlah, dahulu telah
datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya, Jadi begitu
pula pada hari ini kamu diabaikan.” (QS. Taha: 125-126).
Sebuah hadits mengatakan: “Apabila hamba melakukan dosa, muncul goresan hitam di
hatinya. Jika ia melakukan dosa lagi, goresan hitam bertambah. Bila
terus begitu, hatinya menjadi hitam.”
Mungkin inilah penyebab butanya mata hati. Hati menjadi hitam karena
dosa! Sehingga cahaya ilahi tidak bisa tembus ke dalam hati yang hitam
ini!
Rasulullah Saw melanjutkan, “Namun, jika bertobat, hatinya menjadi bersih dan terang.”
“Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan
cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada
pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, dan tabung kaca itu
bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari
pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan
di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak
disentuh api. Cahaya dia atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi
petunjuk kepada cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki, dan Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS. An Nur: 35)
Di dunia ini kita telah diberikan berbagai kenikmatan yang sangat
besar, mata yang dapat melihat, telinga yang dapat mendengar, mulut yang
dapat berbicara, dan juga akal yang dapat berpikir. Bayangkan bila
detik ini Allah mencabut nikmat mata, nikmat telinga, nikmat mulut, dan
nikmat akal dari kita, apa yang dapat kita lakukan?
Alhamdulillah… Masih ada kesempatan untuk membersihkan hati yang
penuh dengan goresan hitam, sehingga hati kita kembali bersih, sehingga
cahaya ilahi dapat dengan mudah masuk ke dalam hati ini.
Jangan,
jangan biarkan hati kita menghitam, berkarat, dan kemudian membatu.
Bahkan menurut Allah, batu pun lebih baik dari hati kita!
“Kemudian
setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.
Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada air yang mengalir
sungai-sungai daripadanya, dan di antaranya sungguh ada yang terbelah
lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antara sungguh ada yang
meluncur jatuh, karena takut kepada Allah…” (QS. Al Baqarah: 74)
Bersegera menghadap Allah bertaubat, mengambil air wudhu… khusyuk, rukuk dan sujud kepada-Nya, bersimpuh memohon ampunan-Nya…
Ya Allah ya Rabb Yang Maha Penerima tobat, Ya Rabb Yang Maha Penyayang, ampuni
segala dosa hamba, ampuni hamba yang seringkali lalai… Ya Rabb Yang
Maha Lembut, lembutkan hati hamba, sucikanlah hati ini dari segala
goresan hitam akibat dosa, limpahkan cahaya-Mu ke dalam hati ini,
teguhkan hatiku di atas iman, jadikanlah hati ini senantiasa khusyuk
mengingat-Mu, hati yang selalu merindukan-Mu,rindu untuk memandang
wajah-mu…
Ya Allah Tuhanku, kumpulkan aku kelak bersama orang-orang yang engkau ridhai, Amin......
Wallahu’alam bishshawaab.
No comments:
Post a Comment