Mengenai ganjaran orang yang bersabar, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10)
Sabar itu ada tiga macam yaitu
[1] sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah,
[2] sabar dalam meninggalkan yang haram dan
[3] sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan.
Ketiga macam bentuk sabar ini, semuanya terdapat dalam amalan puasa.
Dalam puasa tentu saja di dalamnya ada bentuk melakukan ketaatan,
menjauhi hal-hal yang diharamkan, juga dalam puasa seseorang berusaha
bersabar dari hal-hal yang menyakitkan seperti menahan diri dari rasa
lapar, dahaga, dan lemahnya badan. Itulah mengapa amalan puasa bisa
meraih pahala tak terhingga sebagaimana sabar.
Amalan Puasa Khusus untuk Allah
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Allah Ta’ala berfirman, “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku”.
Riwayat ini menunjukkan bahwa setiap amalan manusia adalah untuknya.
Sedangkan amalan puasa, Allah khususkan untuk diri-Nya. Allah
menyandarkan amalan tersebut untuk-Nya.
Sebab Pahala Puasa, Seseorang Memasuki Surga
Lalu dalam riwayat lainnya dikatakan, “Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku.”
Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan, “Pada hari kiamat nanti, Allah Ta’ala
akan menghisab hamba-Nya. Setiap amalan akan menembus berbagai macam
kezholiman yang pernah dilakukan, hingga tidak tersisa satu pun kecuali
satu amalan yaitu puasa. Amalan puasa ini akan Allah simpan dan akhirnya
Allah memasukkan orang tersebut ke surga.”
Seluruh amalan kebaikan dapat
menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan oleh pelakunya. Sehingga karena
banyaknya dosa yang dilakukan, seseorang tidak lagi memiliki pahala
kebaikan apa-apa. Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa hari kiamat
nanti antara amalan kejelekan dan kebaikan akan ditimbang, satu yang
lainnya akan saling memangkas. Lalu tersisalah satu kebaikan dari
amalan-amalan kebaikan tadi yang menyebabkan pelakunya masuk surga.
Itulah amalan puasa yang akan tersimpan di sisi Allah. Amalan
kebaikan lain akan memangkas kejelekan yang dilakukan oleh seorang
hamba. Ketika tidak tersisa satu kebaikan kecuali puasa, Allah akan
menyimpan amalan puasa tersebut dan akan memasukkan hamba yang memiliki
simpanan amalan puasa tadi ke dalam surga.
Dua Kebahagiaan yang Diraih Orang yang Berpuasa
Dalam hadits di atas dikatakan, “Bagi
orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan
ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.”
Kebahagiaan pertama adalah ketika seseorang berbuka puasa. Ketika
berbuka, jiwa begitu ingin mendapat hiburan dari hal-hal yang dia
rasakan tidak menyenangkan ketika berpuasa, yaitu jiwa sangat senang
menjumpai makanan, minuman dan menggauli istri. Jika seseorang dilarang
dari berbagai macam syahwat ketika berpuasa, dia akan merasa senang jika
hal tersebut diperbolehkan lagi.
Kebahagiaan kedua adalah ketika seorang hamba berjumpa dengan Rabbnya
yaitu dia akan jumpai pahala amalan puasa yang dia lakukan tersimpan di
sisi Allah. Itulah ganjaran besar yang sangat dia butuhkan.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan
kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik
dan yang paling besar pahalanya.” (QS. Al Muzammil: 20)
Bau Mulut Orang yang Berpuasa di Sisi Allah
Ganjaran bagi orang yang berpuasa yang disebutkan pula dalam hadits , “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”
Seperti kita tahu bersama bahwa bau mulut orang yang berpuasa apalagi
di siang hari sungguh tidak mengenakkan. Namun bau mulut seperti ini
adalah bau yang menyenangkan di sisi Allah karena bau ini dihasilkan
dari amalan ketaatan dan karena mengharap ridho Allah. Sebagaimana pula
darah orang yang mati syahid pada hari kiamat nanti, warnanya adalah
warna darah, namun baunya adalah bau minyak kasturi.
Inilah beberapa keutamaan amalan puasa. Inilah yang akan diraih bagi seorang hamba yang melaksanakan amalan puasa yang wajib di bulan Ramadhan maupun amalan puasa yang sunnah dengan dilandasi keikhlasan dan selalu mengharap ridho Allah. Semoga kita dapat meraih beberapa keutamaan di atas dari amalan puasa Ramadhan yang kita lakukan nanti. Semoga Allah memberi kita selalu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyib dan amalan yang diterima.
[Sumber : BuletinAt Tauhid edisi V/32 oleh Muhammad Abduh Tuasikal,
yang disarikan dari Latho’if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali, hal.
268-290)
No comments:
Post a Comment